MY CONVERSION - part. 16

Pagi ini
Hal yang kulakukan adalah bangun di pagi hari-bisa dikatakan tidak terlalu pagi, tapi yang jelas lebih awal dari biasanya
Dan sibuk memilih baju dan pasangannya-semacam sepatu dan kawan-kawannya
Bercermin bisa dikatakan kulakukan setiap detik,
Kamar berantakan dengan baju – baju di lemari yang hampir dikeluarkan semua dan berserakan di dalam kamar,
Juga keringat yang setia mengucur membasahi dahi ini karena begitu lelahnya hanya dengan memilih mana pakaian yang pantas kugunakan-ah tidak, bukan pantas. lebih tepatnya .. pakaian yang bisa membuat jantung manusia itu berdebar cepat saat melihat ke arahku

“ah sudahlah aku pakai yang ini saja”
“sepatu .. ah yang ini saja!”
“oh ya! Omo omo omo! Rambutku?! Masa dibiarkan begini?”

Aku menatap kembali pada cermin di kamarku sambil mencocokan baju, celana dan sepatunya di hadapan cermin yang dapat memantulkan tubuh ini dari ujung kaki sampai ujung rambut
Dan hal terakhir yang membuatku kaget adalah rambutku!

“tapi .. ah sudahlah penampilanku dominan hitam. Yasudahlah rambut biarkan begini saja”

Kegiatan pagi yang sudah menjelang siang itu berlanjut dengan beres – beres kamar akibat terlalu bingung memilih pakaian dan menjadikan kamar ini semacam kapal pecah,
Lalu istirahat sebentar sambil menonton acara yang bagus atau mein game sampai kira – kira pukul 2 siang sudah melambai
Oh iya! FYI, hari ini aku dan dirinya sengaja tak bertegur sapa satu kata pun dan tidak meng-upload status atau gambar apapun-itulah sebabnya aku tidak me-log-in instagramku dan lebih memilih untuk menonton televisi sedari tadi
Alasannya?
Karena kami ini bagai anak kecil yang baru merasakan cinta!
Inginnya hanya membuat sang pasangan jatuh cinta dan kaget setengah mati saat melihatnya!
Sifat kami pun polos seperti seorang anak yang baru masuk TK,
Juga gaya hubungan kami tak seperti kaum yang lainnya yang mungkin hanya tenggelam dalam hawa napsu.. tapi kami tidak-walau sesekali aku juga mencintainya seperti seorang remaja yang baru pertama kali berpacaran

Akhirnya aku mandi, mamakai jas ini dengan tampannya, bercermin, menata rambutku,
Dan
Ooouucchh! Tanpa sadar jarum jam sudah menunjuk pukul 4 lebih 30 menit
Itu berarti acaranya kurang 1 setengah jam lagi
Niatnya aku sampai disana setengah jam sebelum acara dimulai,
Tapi aba boleh buat.. lebih baik berangkat sekarang agar terhindar dari jahatnya macet
Ingat?!
‘sedia payung sebelum hujan’

Taxi yang kupesan jam 5 tepat akhirnya tiba
Pertama, aku memeriksa nomor taxi itu yang tertulis di bagian belakangnya
Ternyata sama dengan yang di telpon

baiklah! Hari ini aku yakin akan berjalan menyenangkan!

Aku berkata dalam hati sambil tersenyum,
Lalu duduk di bagian depan taxi tepat di sebelah kanan supir
Perjalanan pun dimulai
Bukan perjalanan jauh,
Tapi perjalanan menuju tempat cintaku berada
Beberapa menit kemudian sampailah kita di jalan besar
Memang ini waktunya orang lain pulang kerja
Jadi tak salah talau banyak sekali mobil – mobil yang mengantri dengan padatnya

fuuhhh

aku hanya bisa menghembuskan napas dalam – dalam saat melihat keadaan jalan yang seperti ini

“santai aja, pak”
“iya”

Bapak di sebelah kiriku yang menjabat sebagai supir taxi ini baik sekali
Di perjalanan kami tak henti – hentinya mengobrol dan mengobrol
Entah itu tentang keadaan negara saat ini, gajinya-walaupun mungkin tak pantas untuk ditanyakan, sampai – sampai tentang keadaan jiwaku yang menyukai sesame jenis
Kita saling bertukar pikiran
Dia beristri-tentunya wanita-sedangkan aku berpacaran dengan makhluk yang sejenis-sejenis dalam segala hal fisik
Tak henti pula senyuman selalu terlukis di wajah tuanya
Kumis hitam yang tidak terlalu lebat dan tidak terlalu tipis
Mungkin bapak ini sering membentuk kumis sexy-nya, ya? indah sekali
Juga tahi lalat yang tertempel tepat di tulang pipi sebelah kirinya
Membuat semua itu seakan berseri saat ia tersenyum
Seakan macet ini hanya memakan waktu beberapa detik dengan obrolan dan tawa yang menghiasi bagian dalam mobil sedan warna kuning ini

Sekitar 20 menit lebih berlalu,
Akhirnya aku tiba di tempat ini

Tepat waktu, batinku

Kubayar cargo-nya,
Melangkah pelan dan menengok ke kanan dank e kiri

Huufft yang datang baru para manusia yang menenteng box make-up di dua tangannya dan beberapa lelaki dan wanita – wanita yang merasa dirinya cantik

Dimana dirinya?
Ah sudahlah lihat saja nanti


“Terkadang datang lebih awal itu melegakan, tapi terkadang juga menjengkelkan. Bak satpam pembuka gerbang di era sekolah”

Comments

Popular Posts