MY CONVERSION - part. 19
“kau gila”
“iya, aku akui”
“kau bahkan berani melakukan segalanya demi
kontes ini!”
“tentu saja. hyung saja yang tidak tau dari awal. Hadiah untuk pemenang adalah
sebuah mobil keluaran terbaru! Jadi kuusahakan tampil semaksimal mungkin”
“dasar”
“hyung,
aku belum bisa menyetir. hyung saja
ya yang menyetir mobil hadiah ini”
“terserah”
“lain kali ajari aku ya hyung! hihihi”
“kapanpum kau mau”
Aku terpaksa mengambil alih kemudi mobil ini
Padahal rasanya aku ingin tidur saja
“pemenang wanita tadi cantik sekali ya”
“oh.. jadi pemenangnya ada 2 begitu ya? pria
dan wanita? Kupikir hanya 1”
“iya.. sesuai babaknya.. aku kan ikut yang
khusus laki – laki”
“jadi ceritanya, kau suka dengan wanita tadi?”
“ah? tidak.. mana mungkin. Aku hanya suka hyung seorang”
Sesekali aku melihat
Wajahnya memerah dan aku tak bisa berkata apa
– apa
Lucu sekali
“kita kemana? Pulang?”
“mana mungkin! Aku kan sudah janji akan
menraktir hyung sepulang kontes ini”
“baiklah.. kita makan dimana?”
“terserah hyung
saja”
“baiklah, kita makan ramyeon saja”
“baik”
Akhirnya kami tiba di sebuah lampu lalulintas
Kami berada di barisan pertama
Dan dapat melihat mobil – mobil yang berada di
seberang kami berjalan dengan cepatnya,
Seakan tak sanggup mengantri untuk lampu
selanjutnya
Beberapa detik kemudian,
Lampu hijau pun menyala
Tanda waktunya ku tuk jalan dan mobil lain
yang ada di seberang berhenti
Tapi ternyata tidak
Sebuah truk gandeng masih saja menyelonong
dengan santainya-walaupun ngebut juga
Dapat dilihat di depan mata sendiri
BAHKAN MOBIL YANG KUKENDARAI PUN MASIH
BERJALAN
Pada akhirnya,
Mobil sedan hitam ini tetap melesat walau
sudah di rem sekuat tenaga
Karena terlambat,
Tetap saja mobil ini masuk lewat kolong di
bawah truk tersebut
Sakit rasanya
Mungkin inilah hidup terakhir bagiku
Dapat kurasakan tulang betisku naik sampai
menyentuh tulang panggul
Sakit rasanya
Tapi telinga ini masih dapat merasakan suara
klakson mobil dan suara ban yang mungkin di rem ydan menyentuh aspal dengan
berbagai gesekan, juga suara mobil yang tertabrak dengan truk tersebut
Itu berarti,
Bukan cuma mobil ini yang terkena kecelakaan
Juga leher ini
Masih sanggup berputar 90 derajat ke arah kiri
Walaupun langit – lagit bagian dalam mobil
sudah menekan kepalaku akibat tertekan oleh truk tadi,
Tapi,
Jika ini napas terakhir hidupku,
Aku ingin melihat pacarku sekali lagi
Dan saat kuutatap dirinya
Ternyata ia juga sedang menoleh ke arahku
Kulihat wajahnya bertitih air mata
Apalagi mata sebelah kiri
Masih menempel air mata itu persis di pipinya
Aku tak tahan melihatnya
Tubuhnya yang tinggi membuat kecelakaan
dirinya lebih parah dari diriku
Tulang lehernya sudah tidak ada
Dagunya sudah menempel dengan dadanya akibat
penekanan dari bagian atas tadi
Sedangkan aku?
Aku masih bisa menelan ludah dengan lancarnya
saat melihat dirinya duduk lemas disana
Dengan mata yang terpejam,
Tapi bibirnya tersenyum
Tanpa sadar air mata langsung mengalir deras
tanpa sepatah katapun yang kuucapkan sedari tadi saat menatap wajahnya
“PARKCHAN-A!!!”
Lalu teriakan dahsyat itu keluar dengan
sendirinya dari mulutku ini yang jujur saja, aku jarang berteriak-berbicara pun
jarang
Tapi taka da gunanya teriakan ini
Ragaku pun sudah tak sanggup berbuat apa – apa
Tulang tanganku juga mengalami penekanan
Aku tak bisa keluar dari mobil ini
Yang bisa kulakukan hanya sabar menunggu
petugas medis dan sirine polisi berbunyi
Terakhir,
Aku tak akan menyimpan dendam apapun pada
supir truk tersebut jika kami berdua, atau salah satu dari kami nantinya
berhenti bernapas
Dan
Terima kasih untuk pasangan terakhirku yang
sebelum tabrakan ini berlangsung-atau mungkin bukan tabrakan.. tepatnya
melewati kolong sebuah truk yang pendeknya bukan main-kau berteriak dengan
kencangnya “HYUNG!!! AWASS!!! HYUNG!!! SARANGHAEEEEEEEE!!!!”
Ciiitttttttt
Aku yakin
Kau pasti menoleh ke arahku di saat itu
Walau aku tak membalas tatapan
terakhirmu-mungkin
Tapi aku bisa menyadarinya kalau wajah tak
terlupakanmu itu melihat padaku dengan tatapan cinta
Walau posisiku tadi sedang tegang bukan main,
Aku dapat menyadarinya
Terima kasih,
Park ChanYeol
Aku juga mencintaimu
Seketika aku tak bisa melihat apapun
Semua gelap
Ah
Mungkin ini yang diajarkan di sekolahku dulu
‘warna saat kita menutup mata bukan hitam,
tapi abu – abu’ .. abu – abu apalah itu
aku lupa namanya
Tapi bu guru,
Kalau sekarang ini saya boleh mencela,
Warna yang kulihat saat ini bukan abu – abu
lagi
Melainkan hitam
Kelam
Tanpa setitik cahaya pun terlukis disana
Mengapa bisa berbeda, bu guru ?
“Sama seperti seekor angsa yang hanya memiliki
satu pasangan seumur hidupnya, aku pun juga ingin seperti itu.. menjalin hidup
hanya denganmu seorang. Jika pasangannya tak ada, ia akan mati. Oleh sebab itu,
janganlah tinggalkan aku sendiri.. aku mohon.. terjagalah”-Byun Baekhyun, yang
kali ini sedang bersedih sambil berkata dalam hati
Comments
Post a Comment