PENGALAMAN CAMPING ROHANI SE-INDONESIA - part 3
Memasuki hari keenam, bukan berarti langsung mulai
outbound. Kita doa Yesus dulu di aula. Barulah setelah itu makan pagi dan
outbound dimulai. Kami diminta berbaris sesuai kelompok di aula, dan duduk
secara horizontal menghadap altar. Setiap ketua kelompok dibagikan selembar
kertas kecil yang berisikan rute perjalanan kelompok mereka masing-masing. Ada
dua belas pos yang disiapkan oleh panitia dan mengharuskan kita untuk
bertanding di tiap-tiap pos. Di setiap pos tentu akan ada lima kelompok yang
bertanding karena total kelompok ada enam puluh. Nantinya kami akan diberi pita
bewarna-warni. Warna-warna tersebut menentukan juara berapa kelompok tersebut
dalam pos itu. Saya lupa warna-warnanya dan poin dari setiap warna tersebut.
Pokoknya ada lima warna dan warna perak melambangkan kalau kelompok tersebut
juara satu di pos yang ia mainkan.
Pos yang tersedia menyajikan permainan yang bermacam-macam
dan tentunya seru-seru! Aku mengingat semua permainan itu, tapi lupa ini pos
berapa, itu pos berapa, dan nama pos nya apa. Pokoknya permainannya akan kusebutkan. Yang pertama ada
permainan yang mengharuskan kita untuk membuat semacam roda dari kain yang
telah disediakan. Semua anggota kelompok masuk ke dalam kain tersebut dan
berjalan sehingga kainnya akan berputar layaknya roda biasanya. Selama perjalanan, kami
diwajibkan untuk mengambil bendera-bendera yang sudah disebar oleh panitia di
sekitar situ. Lain warna benderanya, lain pula poin yang dihasilkan dari permainan
tersebut. Ada juga bendera yang bertuliskan “BOM” yang seharusnya tidak boleh
diambil. Oh ya! Sebelum memulai permainan di setiap pos, tiap kelompok diminta
untuk menampilkan yel-yel yang telah mereka latih selama dua hari
berturut-turut. Yel-yel terbaik akan dipilih oleh panitia di tiap pos. Nah,
nantinya nilai akan diakumulasikan untuk juara yel-yel pertama, kedua, dan
ketiga.
Permainan lainnya banyak berhubungan dengan bola. Ada pos
yang mengharuskan kita berputar sebanyak 10 KALI sambil mebawa dua bola
ping-pong. Lalu berjalan menuju baskom kelompok masing-masing dan
melemparkannya dari jarak yang ditentukan. Dari pos satu ke pos lainnya itu
juga ga bisa seenaknya. Begitu slesai, menang, terus ke pos berikutnya. Nggak.
Semua dilakukan bersama-sama. Kalau permainan sudah selesai tapi belum waktunya
pindah, kita bisa istirahat dulu di pos tersebut. peralihan dari pos satu ke
yang lain ditandai dengan musik yang diputar keras-keras di aula, sehingga
terdengar sampai ke mana-mana. Selama musik menyala, itulah waktu kita untuk ke
pos berikutnya. Saat musiknya berhenti, itu artinya permainan di pos tersebut
harus dimulai.
Permainan bola ping-pong lainnya dimainkan di Goa Maria. Tempat
duduk di sana bertingkat-tingkat. Kami harus membawa bola tersebut dari atas
sampai ke bawah. Hanya diberi stau bola dan empat batang bambu dengan empat
tali di tiap-tiapnya. Kami hanya boleh memegang talinya tanpa menyentuh
bambunya. Rada susah juga sih, karena bola bolak-balik terjatuh dan
mengharuskan kami mengulang dari awal.
Masih ada lagi pos yang memakai bola
ping-pong. Tiap kelompok diminta duduk berbaris ke belakang dan mengikatkan
sebuah gelas di kepalanya. Bola ping-pong akan diberikan melalui gelas satu ke
gelas yang lain. Peserta terakhir bertugas mengumpulkan ping-pong
sebanyak-banyaknya.
Dan permainan dengan bola ping-pong yang terakhir adalah
dengan meniupnya hingga masuk ke gelas. Tiap kelompok satu per satu mencoba
meniup bola ping-pong dari bambu yang dimiringkan ke atas. Tiuplah sekuat
mungkin, biar bolanya bisa masuk ke gelas yang telah disediakan. Lumayan susah.
Banyak yang gagal. Bahkan kelompokku yang berhasil hanya satu. Nah, kalau sudah
berhasil, tidak hanya sampai di situ. Kita akan diberi pertanyaan yang menyangkut
bidang rohani. Kalo bisa jawab, barulah dianggap berhasil.
Tidak hanya bola ping-pong, bola sepak pun ada. Ada
permainan yang mengharuskan kami membawa bola berdua-dua. Tapi dibawanya di
atas bambu dan berhadapan. Bambunya mengerucut. Awalnya mudah karena
berdekatan. Lama-lama bambu semakin melebar dan mengharuskan kami untuk
mempertahankan bola tersebut agar tidak jatuh. Begitu terus sampai seluruh
anggota kelompok sudah bermain.
Permainan lainnya juga menggunakan bambu dan
bola. Bedanya, ini menggiring bola sampai memasuki gawang yang berukuran sangat
kecil. Lalu bambunya untuk apa? Bambu tersebut dibentuk seperti dua persegi
panjang. Jadi dibentuk satu persegi panjang dan diberi batasan di tengahnya.
Nantinya seluruh anggota kelompok masuk semua ke dalam situ. Misalnya, karena
kelompokku jumlahnya 18, jadi 9 di kiri dan 9 di kanan. Kita harus mengangkat
bambu itu sepinggang dan berlari sekeras mungkin bersama-sama sampai batas yang
ditentukan. Salah satu orang paling depan bertugas menggiring bola dan
memasukkannya ke dalam gawang dari garis itu. Seru sih. Sampe lupa kalo permainan
itu dimainkan di atas lapangan pasir. Kita berlari dan pastinya debu
berterbangan di mana-mana. Muka kusut, baju kotor, tapi tetep semangat entah
mengapa.
Bola yang ukurannya sangat kecil pun ada. Alias kelereng.
Panitia sudah menyiapkan sebuah papan yang terbuat dari sterofoam dan sudah
dibentuk semacam labirin. Nah, ada 20 tali terikat di pinggir-pinggir papan
tersebut, yang nantinya harus diikatkan di kaki masing-masing anggota kelompok.
Labirin tersbeut akan diberi sebuah kelereng yang harus berjalan dari garis
start sampai finish. Bagaimana cara kelereng bergerak? Tentu dengan
menggerakkan kaki kita. Namun tidak semudah itu, teman-teman. Mata kita ditutup.
Ya, mata kita semua ditutup kecuali satu orang yang menjadi pengarah untuk
memberitahu kaki siapa yang harus diangkat dan diturunkan. Benar-benar menguji
kepercayaan antara satu dengan yang lain.
Tidak hanya sampai bola yang seperti itu. Bola yang mudah
pecah juga ada posnya. Setiap kelompok diminta berbaris ke belakang. Nantinya,
diantara kami semua akan diberi satu balon yang tidak boleh terjatuh atau
pecah. Kita harus tetap mempertahankannya dari start sampai finish. Susah juga
sih, soalnya kalo terlalu dempet nanti pecah, kalo kelonggaran bisa jatoh. Dan
kalo udah jatoh atau pecah di tengah, dari orang tersebut sampai ke belakang
udah hangus dan ga boleh main lagi. Jadi biasanya yang pada takut balon ditaro
paling belakang. Dan jangan sampe balonnya jatoh atau pecah dari depan.
Bisa-bisa angus semua. Dan susahnya lagi, rute permainan ini gak lurus-lurus
aja, man. Naik-turun tangga. Bayangin dah. Kesabaran kita bener-bener diuji di
pos ini.
Permainan yang berhubungan dengan tali juga ada. Tali yang
pertama ada banyak dan terikat pada satu batang kayu. Tali tersebut harus
diikatkan pada pinggang setiap anggota kelompok dan memasukkan kayu ke dalam
botol. Kita harus menghadap ke arah yang berlawanan, tidak boleh ke arah botol.
Hanya boleh menoleh. Tidak secepat itu. Di pos ini kita juga wajib berjoged
ria. Jadi selama permainan berlangsung, akan ada saatnya musik diputar. Saat
musik dimainkan, kita harus menari sambil memasukkan kayunya. Saat musik
berhenti, tidak perlu menari lagi. Nah permainan tali yang kedua, talinya hanya
satu dan memanjang. Kami semua, seluruh
anggota kelompok harus melewati tali tersebut dengan tetap bergandengan tangan
satu sama lain, entah bagaimana caranya. Tinggi kami beragam. Dan tali tersebut
lumayan tinggi untuk dilompati peserta SMP yang badannya masih kecil-kecil.
Jadi harus ada salah satu atau dua anggota yang menjadi batu penjuru kami
menuju seberang. Tapi harus tetap bergandengan tanpa terputus.
Kain udah, bola udah, kelereng udah, balon udah, tali juga udah. Ada satu lagi yang belum. Rutenya menggunakan tali sebagai pembatas sih, tapi ga pake bola, ga pake balon, ga pake kain, TAPI PAKE SENDAL. Sandalnya juga bukan sandal biasa lagi. Sandal refleksi yang cekit-cekit kalo dipake. Dipake buat jalan aja udah lumayan sakit, nah di pos ini kita bahkan disuruh lompat-lompat pake sandal itu soalnya tiap kelomppok hanya diberi satu sandal tanpa pasangannya. Gua inget banget nih nama pos ini, HAYATI LELAH namanya. Wih, bener-bener lelah deh ngadepinnya. Jadi kami tiap kelompok harus berbaris ke belakang di garis start setiap rutenya. Tiap pemain akan memakai sandal refleksi yang telah disediakan dan melompat-lompat sampai jarak yang ditentukan. Sandal itu lalu dilepaskan dan akan diambil oleh orang kedua ketika orang pertama memasuki arena berikutnya. Setelah lompat-lompat menggunakan sandal, kaki pasti masi cekat-cekit. Tapi kita harus langsung merangkak melewati arena berikutnya. Udah kaki cekat-cekit, abis itu pedih gara-gara kegesek tanah. Abis itu? Belum selesai! Kita masih harus melompat-lompat lagi. Melompati tali-tali yang dipasang oleh panitia. Barulah sampai di garis finish dan melemparkan beberapa besi berbentuk cincin ke dalam tiang yang telah disediakan. Kalau tidak masuk, ya hitungannya sia-sia dari awal. Tapi tidak ada rasa kecewa sedikitpun! Meskipun telapak kaki merah gara-gara sandal refleksi, kaki sama celana kotor gara-gara merangkak, dan gak bisa masukin besinya. Yang aku bisa ingat dan masih terkenang sampe sekarang adalah keseruannya. Itu pertama kalinya aku lompat-lompat pake sandal refleksi. Sebelumnya belom pernah dan lagian buat apa juga lompat-lompat pake begituan? Tapi kali ini, ada misi yang harus kita jalani. Kaki boleh kotor, celana juga. Tapi itu semua kan bisa dicuci. Keseruan seperti ini, tak akan ada gantinya.
Nah, itulah kedua belas permainan yang ada di outbound ini. Setelah itu dilanjut dengan makan siang dan istirahat sampai sore. Acara sore harinya dibuka dengan menulis surat cinta untuk Yesus. Sebelum memasuki aula, kita semua dibagikan selembar kertas untuk menulis surat cinta tersebut. Nantinya kita berbaris dan satu per satu memasukkan surat itu ke dalam kotak yang telah disediakan. Sambil berbaris dan menunggu giliran memasukkan surat, sambil dilakukan doa rosario bersama-sama. Yang sudah memasukkan surat langsung menuju Goa Maria untuk misa Maria, Bunda Kerahiman.
Misa dimulai saat semua
peserta sudah berkumpul semua di sana. Misa kali ini lebih unik dari yang
sebelum-sebelumnya. Dilaksanakannya di Goa Maria. Dan itu waktunya sore
menjalang malam. Dingin? Pasti. Tapi semua itu berubah menjadi hangat saat kita
semua menyalakan lilin. Indah sekali kalau dilihat.
Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan api unggun.
Kami semua menikmati api unggun sambil melihat lampion-lampion yang
diterbangkan dan kembang api. Tidak hanya itu, kami juga bernyanyi sambil
menari di sana.
Setelah itu, kita kembali ke aula dan memuji Tuhan kembali.
Sama hebohnya seperti saat hari ketiga. Bisa dikatakan yang ini lebih heboh
karena mengingat, besok sudah hari terakhir. Sudah tidak ada hari-hari penuh
pujian seperti ini yang selalu kita lakukan setiap harinya di camping rohani
ini. Dan kali ini juga merupakan acara penutupan dari camping tersebut.
Pemenang outbound dan yel-yel pun diumumkan pada saat ini. Ada juga sepatah dua
patah kata dari panitia, kami para peserta pun juga mendoakan para panitia yang
telah bekerja keras menyiapkan semua ini. Benar-benar malam yang tak dapat
terulang kembali. Dan kali ini kami tidur lebih malam dari biasanya. Mungkin
badan memang merasa capek, tapi tetep aja pengennya lagi dan lagi kalo nyanyi
sambil jingkrak-jingkrak mah.
Sampailah kita pada hari terakhir. Yah sedih deh huhuhu T_T
Hari ini sih ga ada acara apa-apa. Cuma misa penutupan aja.
Dan yang lebih membahagiakan adalah kita bisa bangun lebih siang! Yes! Makan
pagi tersedia sampai pukul delapan pagi. Jadi terserah deh mau bangun jam
berapa dan mau makan atau tidak hehehe. Tapi rada kangen juga sih sama suaranya
kakak panitia kayak biasanya. Selama enam hari itu kita selalu disambut dengan
suara-suara mereka seperti “Ayo adek-adek bangun, ya. Sebentar lagi wisma
ditutup.” Mereka mengetuk pintu kamar kita satu per satu dan memastikan kalau
kita sudah bangun. Di hari ini gak ada lagi sambutan itu. Rasanya kangen aja.
Oh iya! Dari hari sebelumnya itu sudah diumumkan, bagi yang
ingin memesan CD yang berisi foto-foto kita selama camping, bisa dipesan di
posko. Harganya Rp10.000,00 / CD. Nah nanti bisa diambil di hari terakhir tuh.
Lumayan lah, kenang-kenangan selama seminggu. Foto-foto kita semua ada di situ.
Soalnya pasti ada foto tiap kelompok. Jadi gak perlu khawatir gak ada fotonya
hehehe.
Gak Cuma itu sih kenang-kenangannya. Kita juga dibagikan gantungan
kunci di hari sebelumnya. Gantungan kuncinya bagus deh. Dan berharga banget!
Soalnya tiap ngeliat itu, pasti keinget camping yang super duper seru ini!
Setelah misa, tentu ditutup dengan pemukulan gong oleh romo
yang memimpin, tanda berakhirnya camping ini. Para panitia juga membawa balon
dan diterbangkan di luar aula. Mereka mewakili kami untuk menutup acara ini.
Kupikir acara selesai sampai di situ saja. TAPI TERNYATA TIDAK! Hal yang bakal
kita kangenin ada lagi! Iya! Nyanyi sambil nari dan jingkrak-jingkrak hadir
lagi! Ini bener-bener yang terakhir kali! Harus dimanfaatkan sebaik mungkin
hahaha setelah ini ga ada lagi! Sampe keringetan pun diladenin deh hahaha!
Nah, sampai di situlah acara camping rohani tahun ini.
Setelah itu peserta masih ada makan siang sebelum kembali ke bus yang akan
mengantar mereka ke kota asal masing-masing. Sedih banget. Ini acara beneran
deh, seru abis! Ini udah berminggu-minggu tapi masi terkenang di dalam hati.
Dan pengalaman menyenangkan ini kubagikan buat kalian semua.
Ayo deh, yang merasa tertarik setelah membaca artikel ini,
jangan malu-malu buat daftar camping tahun depan! Jangan khawatir ga ada temen, ini, itu. Pasti bakal punya banyak temen baru pas camping ini. Percayalah. Oh ya!
Yang kuikuti ini camping siswa, ya. Camping ini terbagi oleh tiga tahap. Tahap
pertama itu camping SD (kelas IV – VII) yang berlangsung dari tanggal 16-19
Juni 2016, camping siswa (kelas VIII – XII) yang kuikuti berlangsung dari
tanggal 20-26 Juni 2016, dan yang terakhir dan masi dua minggu lagi nih
dimualinya : camping mahasiswa & pekerja muda dari tanggal 25-3I Juli 2016.
More info tentang camping ini bisa diliat di website
mereka, di www.campingrohanitumpang.blogspot.com
atau di instagram yang selalu aktif yaitu CAMPROH.TUMPANG dan kalo ada
pertanyaan, bisa juga nih kirim email ke camroh.tumpang@gmail.com
Camping ini selalu ada setiap tahunnya kok! So, sampai
jumpa lagi di camping tahun depan!
CAMPING ROHANI 2016 : AMAZING AF!
Comments
Post a Comment