PERTAPAAN KARMEL

"Bagi orang tua yang membawa balita atau anak yang belum menerima sakaramen Komuni, dapat diantar ke depan pintu menemui suster ke ruang sekolah minggu. Terima kasih"

Ada dua hal yang akan dibicarakan hari ini. Dan kedua hal tersebut berdasarkan pengamatan di gereja pagi ini. Tumben-tumben saja seorang Erika pergi ke gereja Minggu. Biasanya paling ogah dengan yang namanya bangun pagi di tanggal merah ini.
Dulu sebelum pindah ke Malang, aku dan keluarga sering bolak-balik Jakarta-Malang untuk melihat perkembangan rumah yang sedang dibangun. Tepatnya bukan Malang, namun Kecamatan Tumpang. Terdapat dua gereja yang berdiri di sini. Yaitu Gereja Santa Trinitas--yang merupakan gereja paroki--dan Pertapaan Karmel. Rumahku cenderung dekat dengan keduanya--atau lebih dekat ke Santa Trinitas bahkan. Namun, sejak dulu keluargaku lebih senang ke Pertapaan Karmel. Selain karena interiornya yang luas indah, misanya juga enak karena dibawa dengan penuh keceriaan--walaupun berlangsung lebih lama dari misa di gereja lain biasanya.
Nah! Tadi pagi, gereja inilah yang penulis datangi untuk merayakan perayaan Minggu Prapaskah ke tujuh. Kutipan pengumuman di atas itu adalah salah seorang suster yang mengumumkannya. Setelah itu, banyak orang tua yang berdiri dari tempat duduknya sembari menggandeng anak mereka menuju pintu depan gereja. Banyak pula kakak-kakak remaja yang bertugas menerima tamu ikut mengajak anak-anak yang masih duduk di bangkunya untuk ikut dengannya ke ruang sekolah minggu. Mereka juga ikut menggandeng tangan-tangan mungil itu.
Ada pula beberapa dari mereka yang membantu para orang tua membujuk anak-anak yang tak mau pisah dengan orang tuanya selama misa. Ya, walaupun memang ada anak yang tak mau, namun mereka juga tak memaksa.
Hal ini mengingatkanku dahulu saat aku berada dalam posisi si anak. Pernah sekali aku tak mau pisah dengannya. Namun karena ada pula saudaraku yang juga ikut ke ruang sekolah minggu, barulah aku beranjak. Hahaha! Memang tak enak rasanya kalau pergi tanpa seorangpun yang dikenal pada saat itu. Terlebih jika rasanya sayaaang sekali jika meninggalkan orang tua untuk beberapa saat.
Lewat misa tadi pagi pula, aku merasakan suatu ingatan kembali. Sudah lama rasanya tak menyentuh lantai gereja yang dingin ini, sudah agak lupa dengan misa disini.
Dan saat pertama kali suster membuka misanya dengan nyanyian dan sorak-sorai, aku teringat dengan kata-kata temanku Kristen yang mengikuti misa rutin di sekolah--sekolahku sekolah Katolik. Mereka berkomentar tentang perbedaan misa di Katolik dengan di Kristen. Ya, memang. kebanyakan gereja Katolik memang seperti itu kalau misa. Ada koor yang menyanyikan lagu dengan pelannya, ada banyak bacaan, terlebih homili. Mereka menyebutkan tentang gerejanya yang kalau menyanyi dengan penuh semangat.
Ya, misa di Pertapaan Karmel pagi tadi mengingatkanku akan perkataan mereka. Gereja Katolik terkesan lebih bikin ngantuk. Tapi mungkin tidak di Pertapaan Karmel.
Karena disini, musiknya pun menggunakan speaker, tak menggunakan keyboard dan koor seperti di gereja lainnya. Para suster yang memimpin lagunya juga sangat bersemangat, membuat semua orang yang mengikuti misa ikut bernyanyi sambil menepuk-nepukkan dan melambaikan tangan. Tak salah jika tak dibutuhkan petugas koor atau lainnya. Semuanya ditugasi oleh para suster disana dan romo yang memimpin misa. Lagu-lagunya juga cenderung bersemangat. Jika banyak orang berkata tak boleh bertepuk tangan pada saat misa, tidak untuk misa disini. Walaupun gereja Katolik, kita tetap bertepuk tangan dan bersuka ria selama menyanyikan lagu-lagu yang menyenangkan.
Setelah lagu dinyanyikan pun selalu ada musik pengiring untuk para suster dan orang-orang yang dapat memubuhkan bahasa Roh. Mereka berbicara agak lama dan terdengar sangat apik. Bagi yang tak bisa, dapat berdoa dalam hati.
Misa nya pun berjalan seperti biasa. Ya, seperti di gereja biasa. Ada Doa Syukur Agung, komuni, salam damai, dan lain-lain semua tetap ada. Namun lagu-lagunya lebih ceria.
Jadi bila ada yang berkata misa gereja Katolik membosankan, tak semua sepeti itu. Gereja ini sejak dahulu sudah begitu. Membuat orangnya bahagia.

Comments

Popular Posts