MY CONVERSION - part. 3
“YUKI-SSHI! MIYUKI”
Begitulah caraku memanggilnya
Sedari dulu
Tak pernah berubah
Seketika aku berlutut di hadapannya
Padahal sekarang sedang hujan salju.. dan lantai
teras Yuki penuh dengan salju
Memang dingin rasanya
Apalagi aku hanya memakai sehelai celana panjang
hari ini
Mana kutahu hari ini juga akan turun salju
Kupikir ini masih musin gugur
Tapi ternyata..
Salju pertama tahun ini turun di hari yang tadinya
cerah ini
“Yuki-sshi! Pintu rumahmu ini! Ya pintu rumahmu! Adalah
satu – satunya saksi cintaku padamu hari ini!” tak segan kutunjuk juga pintu
yang berada tepat di sebelah kiriku itu
“aku mencintaimu MIYUKI! Aku berjanji akan terus
menjagamu! Tak hanya sebagai teman, tapi aku mohon lebih daripada itu!”
Kulihat ia hanya tersenyum
senyumannya maniiiiss sekali
Senyumnya mampu membuatku merasa hangat di hari
yang begitu dingin ini
Beberapa detik ia menatap mataku
Dan setelah itu ia mengangguk sambil tersenyum
Itulah yang kutunggu dari tadi
Hal yang membuat hatiku bisa bersorak gembira
Kupeluk dia
Kuhangatkan tangannya yang nampak kedinginan sedari
tadi
Karena hari sudah mulai gelap,
akhirnya aku berpisah dengannya
ia masuk ke dalam rumahnya
dan aku pulang
seminggu
setelah kejadian itu…
Yuki berulang tahun
Aku tak tau tanggal berapa ia ulang tahun
Yang jelas, dulu pertama kali aku kenal gadis itu
saat POSMA maasuk SMA, ia bercerita tentang dirinya
Ya biasa lah.. kita disuruh berkenalan satu sama
lain
Katanya, ia anak pungut
Tak tau ayah dan ibunya dimana
Saat bibi yang mengurusnya sampai dewasa itu
menemuinya di depan rumahnya,
hari itu sedang turun salju yang sangat lebat
oleh sebab itu ia dinamakan ‘Miyuki’
‘Yuki’ yang artinya salju dalam Bahasa Jepang..
Katanya sih seperti itu.. aku juga tak tau apa –
apa tentang Bahasa Jepang
Dan akhirnya sampai sekarang,
Ia tak pernah tau tentang tanggal lahirnya
Jadi biasanya aku memberinya hadiah ulang tahun
saat salju menghiasi bumi ini dengan lebatnya
Tepatnya hari ini
Saljunya lebat sekali
Kupaksakan untuk datang ke rumahnya hanya untuk
memberikan kado ini
Kuketuk pintu rumahnya
Dan ia membukanya
Menyambutku dengan sweater biru yang tahun lalu
kubelikan
Membuatku tersenyum bahagia
Kita hanya bisa merayakan hari ulang tahun kecil –
kecilan ini di dalam rumahnya
Aku ikut tersenyum saat Yuki berkata
“WOW! INI CANTIK SEKALI! HARUS SEGERA DIPASANG!”
terhadap hadiah yang kuberikan
Dan keesokan harinya saat hari sedikit cerah,
Aku mebantunya memasang kado itu di depan pintu
rumahnya
Gantungan pintu yang bertuliskan “HOME SWEET HOME”
Membuat rumahnya terlihat sangat cantik
Sama seperti yang menempati
“Tapi aku tau.. kenangan itu
hanya bisa terlintas di otak sebentar saja”
Aku menghampirinya
dan aku tak tau harus memulai dengan kata apa!!
Tapi akhirnya..
“aku minta maaf”
“untuk apa?”
“untuk kejadian bulan lalu.. maafkan aku. Tak
seharusnya aku seperti itu”
“tak apa.. aku seorang pemaaf”
“bagaimana kabarmu?”
“kau bisa lihat sendiri, bukan?”
“oh ya.. aku lupa” aku gugup. Hanya menggaruk
kepala yang bisa kulakukan.. tak tau harus berkata apa lagi
“ada yang bisa kubantu untuk mengurus semua ini?”
lanjutku
“sepertinya tidak.. aku bisa sendiri kalau kau
keberatan”
“bagaimana dengan biaya? Aku bisa membantu”
“kalau itu terserah kau saja.. sudah ya. Aku mau
pulang”
Sial.
“Terkadang menyakitkan juga
jika ingin memberi bantuan dan kemudian ditolak.. atau mungkin bukan
terkadang.. tapi memang menyakitkan”
Comments
Post a Comment