MY CONVERSION - part. 2
Tok tok tok…
Frustasi dengan pintu yang tak kunjung dibuka
Aku pergi ke rumah tetangga yang pas tinggal
disebelahnya
Rumahnya besar
Walau rumah satu komplek ini didesain dengan besar
yang sama, tapi aku yakin mereka orang kaya
Orang yang membeli rumah ini pastinya juga membeli
rumah di sebelah kiri rumah yang ia beli
Dan menggabungkannya menjadi satu
Itulah mengapa rumahnya besar
Tapi aku tak suka pemiliknya
Orangnya gendut
Menyeramkan
Seperti monster yang membawa kipas kemana – mana
Seperti bandit saja dia!
Setiap pergi kemanapun, tas berlogo ‘LV’ warna
hitamnya itu selalu ia tenteng
Mau ke warung pun juga gitu!
Aku pernah melihatnya waktu hendak mengunjungi
rumah Yuki
Padahal pakaian yang ia pakai sehari – hari hanya
daster yang motifnya bungaaaaaa saja!
Dasar menjijikan!
Tapi kupaksakan datang ke rumahnya hanya untuk Yuki
“ya? Apa ada janji dengan nyonya? Nyonya sedang
pergi arisan..”
Fiuuhh
untung saja yang membuka pintu pembantunya.. kalau orang yang dibilang ‘nyonya’
itu yang membuka pintu, bisa – bisa ia langsung berkata “mau apa datang
kemari?! Pinjam uang?! HAH?!”
Khhhh
Sial! Urusi
saja titik hitam besar yang ada di pipi kananmu ‘nyonya’! kalau kau orang kaya,
kenapa tak dioperasi?! Mau membuat orang se-arisanmu itu muntah saja kau!
“ah.. tidak. Saya hanya mau tanya.. anak sebelah
rumah ini kemana ya?”
“oh! Miyuki? Aku tak tau.. tapi akhir – akhir ini
kalau saya tanya saat sedang membersihkan mobil di luar, ia selalu bilang mau
pergi ke dokter”
“Saat terlanjur kesal dengan
seseorang, mau kita kenal dekat atau tidak.. tetap saja kita selalu menganggap
yang tidak – tidak tentang dirinya”
Aku mempercepat langkahku
Sampai akhirnya aku sampai di depan gedung
berwarna putih dan hijau susu ini
Gedung yang bertuliskan “METRO HOSPITAL”
Aku memang lupa
Ya lupa
Lupa bertanya pada pembantu tadi ke rumah sakit
mana gadis itu pergi
Tapi aku yakin
Ini rumah sakit yang ia tuju!
Ck! Gadis macam dia yang motor saja tak punya
pasti jalan kaki menuju rumah sakit
Dan kalau dipikir secara rasional, pasti rumah
sakitnya tak cukup jauh dari kediamannya
Inilah rumah sakit terdekat
“Terkadang kita harus berpikir
secara rasional menggunakan otak, bukan hati”
Aku menelurusi semacam labirin yang ada di dalam
gedung ini
Labirin karena aku tak tau ruang periksa mana yang
ia kunjungi
Tapi aku kebetulan saja melihat seorang wanita
Bertubuh ramping
Kaki jenjang
Mungil pula
Walau buah dada dan bokongnya tidak sebesar wanita
lain seumurnya, tapi aku yakin itu nikmat – nikmat saja bagi siapapun yang
mencintainya
Aku memang belum berani menemuinya
Jadi aku hanya bisa mengintip saat ia keluar dari
ruang periksa,
mengikutinya dari belakang saat ia membeli obat di
dalam gedung itu,
melihatnya tersenyum pada para gadis apoteker dari
kejauhan,
sampai akhirnya ia keluar melalui pintu masuk yang
sekaligus pintu keluar itu
“YUKI-SSHI! MIYUKI!”
Ah benar- benar aku tak tau atas dasar apa aku
menggerakkan otot – otot mulutku untuk mengucapkan namanya!
tapi melihat ia memutar tubuhnya membuat diriku
lega
tak tau kenapa
apa ia mengenali suaraku?
Mungkin saja orang yang bernama Miyuki tak hanya
dia saja di sekitar sini
Banyak wanita berjalan simpang siur disini
Tapi hanya dia yang menoleh ke arahku
Sepertinya ia menerima sonarku
Khhh
“Saat kita melihat wajah
seseorang, pasti akan mengingatkan kita pada kejadian masa lalu yang ‘mungkin’
sempat terabaikan”
Comments
Post a Comment