Dulu, Sekarang BEDA!
'bercumbu, dimabuk asmara
dalam kemurnian cinta yang membara
membentang dataran hijau
berseri semesta dimalam pertama'
Begitulah bunyi potongan bait lagu "SERASA" oleh alm. Chrisye. Lagunya memang sudah lawas, namun masih akrab terdengar di telinga mereka yang pernah mendengarkannya dulu kecil. Termasuk saya.
Akhir-akhir lalu lagu ini menjadi salah satu yang tak asing di telinga siswa sekolahku. Dikarenakan menjadi salah satu lagu terpenting yang dipentaskan pada acara tahunan sekolah Sabtu lalu. Dilatih setiap hari demi menjadi pembuka drama musikal, musiknya menghantui telingaku kembali setelah sekian lama tak jumpa. Masih ingat sedikit liriknya, apik didengar.
Namun entah kapan itu saat kami sedang menyanyikan lagu itu bersama pada 'jam nganggur' olahraga. Kami berlima, yaitu empat orang murid perempuan asal kelasku, dan satu lagi teman dari kelas lain. Jujur, kami berempat kurang hapal dengan liriknya. Hanya hapal awalannya, dan bait-bait selanjutnya entah terlupakan. Kebetulan satu teman kami itu hapal persis dari awal hingga akhir.
Dinyanyikanlah bait yang kupetik diatas. Sentak membuat temanku yang lain terkaget-kaget dengan liriknya. Ada yang bahkan sampai tak percaya liriknya seperti itu.
Ya, dapat kita lihat dari liriknya memang ada kata-kata yang mungkin menurut anak zaman sekarang ambigu, namun merupakan suatu majas pelengkap untuk lagu-lagu zaman dahulu? Aku juga tak tau persis.
Begini, ya. Mungkin yang perlu diubah adalah pemikirannya.
Lagu zaman dahulu bahkan terdengar enak walau terdapat kata-kata seperti itu. Mungkin tak hanya lagu ini saja, namun masih banyak lagi. Tapi zaman dahulu pun rasanya tak ada yang memprotes adanya keambiguan? Atau bahkan ada sama seperti sekarang? Saya tak tau pasti.
Beda pula dengan zaman sekarang yang ambigu dikit, protes. Atau tak memprotes malah bertanya-tanya. Karena apa? Ya karena sekarang dunia sudah terbuka bebas. Kita dapat mengakses kemanapun. Mungkin dengan apa yang anak zaman sekarang temukan, dapat merubah pikiran zaman secara perlahan. Contoh gampangnya adalah dengan didengarkan lagu seperti ini.
Tak ada yang perlu dipikirkan. Apa yang telah diciptakan indah, ya indah dengan sendirinya. Seperti lagu ini. Tak akan terdengar ambigu bila pikiran Anda tak menjurus pada satu titik. Cobalah pikirkan beberapa majas yang sudah dibeberkan didalamnya. Indah, bukan?
dalam kemurnian cinta yang membara
membentang dataran hijau
berseri semesta dimalam pertama'
Begitulah bunyi potongan bait lagu "SERASA" oleh alm. Chrisye. Lagunya memang sudah lawas, namun masih akrab terdengar di telinga mereka yang pernah mendengarkannya dulu kecil. Termasuk saya.
Akhir-akhir lalu lagu ini menjadi salah satu yang tak asing di telinga siswa sekolahku. Dikarenakan menjadi salah satu lagu terpenting yang dipentaskan pada acara tahunan sekolah Sabtu lalu. Dilatih setiap hari demi menjadi pembuka drama musikal, musiknya menghantui telingaku kembali setelah sekian lama tak jumpa. Masih ingat sedikit liriknya, apik didengar.
Namun entah kapan itu saat kami sedang menyanyikan lagu itu bersama pada 'jam nganggur' olahraga. Kami berlima, yaitu empat orang murid perempuan asal kelasku, dan satu lagi teman dari kelas lain. Jujur, kami berempat kurang hapal dengan liriknya. Hanya hapal awalannya, dan bait-bait selanjutnya entah terlupakan. Kebetulan satu teman kami itu hapal persis dari awal hingga akhir.
Dinyanyikanlah bait yang kupetik diatas. Sentak membuat temanku yang lain terkaget-kaget dengan liriknya. Ada yang bahkan sampai tak percaya liriknya seperti itu.
Ya, dapat kita lihat dari liriknya memang ada kata-kata yang mungkin menurut anak zaman sekarang ambigu, namun merupakan suatu majas pelengkap untuk lagu-lagu zaman dahulu? Aku juga tak tau persis.
Begini, ya. Mungkin yang perlu diubah adalah pemikirannya.
Lagu zaman dahulu bahkan terdengar enak walau terdapat kata-kata seperti itu. Mungkin tak hanya lagu ini saja, namun masih banyak lagi. Tapi zaman dahulu pun rasanya tak ada yang memprotes adanya keambiguan? Atau bahkan ada sama seperti sekarang? Saya tak tau pasti.
Beda pula dengan zaman sekarang yang ambigu dikit, protes. Atau tak memprotes malah bertanya-tanya. Karena apa? Ya karena sekarang dunia sudah terbuka bebas. Kita dapat mengakses kemanapun. Mungkin dengan apa yang anak zaman sekarang temukan, dapat merubah pikiran zaman secara perlahan. Contoh gampangnya adalah dengan didengarkan lagu seperti ini.
Tak ada yang perlu dipikirkan. Apa yang telah diciptakan indah, ya indah dengan sendirinya. Seperti lagu ini. Tak akan terdengar ambigu bila pikiran Anda tak menjurus pada satu titik. Cobalah pikirkan beberapa majas yang sudah dibeberkan didalamnya. Indah, bukan?
Comments
Post a Comment