MY CONVERSION - part. 6

“nama senior siapa?” kalimatnya memecah keheningan saat sedang di jalan yang sepi ini dengannya
“kau?”
“senior malah balik bertanya?”
“karena aku sedang malas menjawab”
“aku PARK CHAN YEOL, bagaimana dengan senior?”
“hey PARKCHAN”
“aku biasa dipanggil CHANYEOL, senior”
“tapi sekarang lagi jaman manggunakan nama marga untuk panggilan awal nama.. contohnya seperti PARKCHAN”
“aku tanya siapa nama senior”
“BYUN BAEKHYUN”
“oke senior BYUNBAEK”
“hey itu tak enak di dengar!”
“sekarang ini lagi jaman, senior”
“ah terserah kau saja! Sekarang pertanyaanku adalah APA TEMPATNYA MASIH JAUH?!!!”
“tidak.. tinggal menyusuri gang kecil ini, belok kanan dan sampailah kita nantinya”
“yaya yasudah aku mau tidur”
“SAMBIL BERDIRI, SENIOR?!”
“hey sleepwalking itu memang benar adanya!”
“tapi senior dalam keadaan sadar”
“terserah kau saja”
“senior! Kau benar – benar berjalan sambil menutup mata!”
“kau anak yang penuh pertanyaan. diam saja”

Akhirnya dia hening
Muak rasanya dengan segala macam pertanyaan yang mulut tipisnya itu lontarkan
Aku lebih memilih untuk memejamkan mataku daripada melihat wajah menjijikannya

“senior BYUNBAEK! Ini mau belok kanan.. jangan memejamkan mata senior. Nanti tertabrak”
“yang tertabrak kan aku bukan kau”

Tak ada jawaban
Dia hening

Tumben sekali
Apa dia sakit hati?

“ini tempatnya senior. Senior tunggu disini saja ya”
Aku malas menjawab
Lebih memilih untuk diam daripada harus menghabiskan tenaga mulutku ini untuk menjawab pertanyaan basi yang ia lontarkan

“Mungkin orang lain bisa sakit hati saat kita tidak menjawab pertanyaannya.. mungkin”

Sekarang aku disini
Saat aku melihat ke dalam dari luar sini
Memang lumayan banyak orang yang mengantri untuk membeli nomer yang tak pernting sama sekali itu
Mereka mengisi data – data yang sudah disediakan pada kertas bewarna merah yang disediakan toko illegal ini
Ck! Menyebalkan sekali rasanya melihat orang – orang yang malas bekerja dan hanya mengandalkan keuntungan

Ku tengok ke kanan dan kiriku
Kucari apakan ada toko alat tulis disini
Rasanya ingin sekali membeli lakban
Ya
Lakban
Agar saat berjalan bersama juniorku yang bernama ‘PARKCHAN’ itu aku bisa menutup bibir tipis yang ‘lames’ itu

Dan saat itu juga
Ia keluar dari tempat itu
Entah bagaimana caranya ia menyerobot antrian orang sebanyak itu agar bisa lebih cepat kembali
Aku tak mau tau
Bukan urusanku

“ah senior! Senior mau makan apa kalau aku menang nanti?”
“kau.. kenapa lebih memilih mencari uang dengan cara ini?”
Setelah aku bertanya seperti itu, bocah ini hanya terdiam
Ia menunduk
Kadang mendongak untuk sedikit berpikir
Menghela nafas
Dan kemudian berkata
“aku anak orang tak punya”
“oh begitu.. maaf”
“bagaimana dengan senior ? bagaimana cara senior mendapatkan uang?”
“orang tuaku biasanya mengirim”
“enak sekali hidup seperti itu. aku juga mau”
“kau? bagaimana caramu mendapatkan uang selama ini?”
“aku berpisah dengan ayah dan ibu. Tak mengerti mengapa dulu aku mengambil keputusan untuk kabur dari rumah dan pindah kesini tanpa uang sedikitpun aku … “
Aku membiarkannya mengoceh sendirian
Biarlah dia puas – puaskan berbicara
Daripada sekali waktu taka da yang menghargai
Masih bagus aku mendengarkan walau tak merespon
Saat kulihat ke depan,
Tak terasa sudah sampai di dekat “FAVOR CAFÉ”
Café terakhir yang aku kunjungi
Tepatnya saat aku membanting gelas itu
Ah sudahlah
Aku tak mau lagi memikirkan wanita bodoh itu
“ … biasanya aku mencari uang dengan bekerja sambilan, tapi sudah tidak lagi karena lagi mau fokus sama kuliah.. pernah juga jadi guru les fisika, tapi ternyata terlalu sibuk jadi aku berhenti.. dan sebentar lagi aku akan mencoba pekerjaan baru”
“apa?”
Aku juga tak tau mengapa mulut ini bisa terbuka
Dan mengapa telinga ini bisa mendengar setiap kata yang si brengsek ini ucapkan dengan jelas
“kontes kecantikan.. aku sudah daftar”
“KAU MEMANG BENAR – BENAR GILA”
Aku tak habis pikir dengan orang sialan ini
Bodoh benar dia
“aku tak tau lagi harus mencari uang dengan cara apa, senior. Pemenang kontes itu bisa mendapatkan hadiah jutaan won! Bisa untuk biaya hidupku selamanya mungkin jika aku tetap berhemat”
“tapi kontes seperti itu hanya perempuan yang pantas!”
“laki – laki yang merasa dirinya cantik juga diperbolehkan ikut.. jika tidak keberatan”

Sialan anak ini

“Saat memerlukan uang, ‘bagi kita’ semua hal layak dilakukan”

Hari ini hari Minggu
jam 12
Lebih tepatnya aku baru bangun tidur
Mengapa?
Salah jika terbangun jam segini?
Ini hari Minggu
Semua libur
Apapun wajib libur lebih tepatnya
Jadi, bangun pagi pun layak diliburkan

Aku melihat ada SMS yang masuk ke hp-ku
Atau lebih tepatnya 5 SMS
Yang masuk 5 jam yang lalu
Dan semua itu dari juniorku PARKCHAN

“senior jangan lupa nanti malam datang ke rumahku untuk membuktikan kebenarannya”

“senior?”

“senior? Jangan lupa ya nani malam”

“nanti malam pukul 7 di rumahku senior, okay?”

“senior BYUNBAEK?”

anak sialan ini bahkan tidak menyayangi pulsanya
dasar

ya ampun Tuhan!
Mengapa aku harus ingat untuk datang ke rumahnya!
Lebih baik aku lupa daripada harus datang kesana!

Sial

Aku tak membalasnya
Untuk apa kubalas
Buang – buang pulsa saja


“Terkadang lebih baik tak tau daripada harus tau dan menyesal kemudian”

Comments

Popular Posts