YOLANDA, FILM, DAN MIMPI
“Work hard in silence, let your
success be your noise”-Frank Ocean
Kecintaannya
terhadap film membuatnya meluangkan waktu untuk menonton satu judul fim per
harinya. Banyak sekali film yang sudah pernah ia tonton dari berbagai negara
dan dengan genre yang berbeda-beda.
Hobi menonton yang sudah dilakoni sejak kecil inilah yang menjadi dasar dari
mimpinya untuk menjadi seorang film-maker.
Ia adalah Cindy Yolanda Kharismatika, mahasiswi Ilmu Komunikasi Institut
Teknologi Kreatif Bina Nusantara Malang.
Early Life
Yolanda
lahir di Tabanan pada tanggal 27 November 1998. Ayahnya berasal dari suku
Sunda, dan ibunya Jawa. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik
perempuannya berbeda tiga tahun dengannya.
Lahir di Bali,
bukan semata-mata hanya menumpang lahir saja. Namun gadis penggemar jus jambu
ini sempat menghabiskan 4 tahun waktu hidupnya di Pulau Dewata tersebut. Ia pun
sempat merasakan panasnya suasana Bali saat terjadi Bom Bali II di Kuta. Tapi
untungnya, keluarga Yolanda tinggal di Tabanan yang jaraknya lumayan jauh dari tempat
kejadian.
Karena urusan
pekerjaan ayahnya, saat berumur 4 tahun mereka sekeluarga pun pindah
meninggalkan Bali menuju Jakarta. Namun, kenangan tinggal di Bali tidak
sepenuhnya hilang dari ingatan Yolanda. Hal yang paling diingat adalah sensasi
merasakan Hari Raya Nyepi di Pulau Bali langsung. Rasanya sudah pasti berbeda
dengan di pulau lainnya. Hening dan sepi.
Berbeda pula
kenangannya saat tinggal di Kota Metropolitan. Jika saat di Bali ia merasakan
tenangnya Nyepi, di Jakarta ia sempat merasakan bencana banjir. Namun, tinggal
di Jakarta pun juga tidak begitu lama. Setelah menyelesaikan masa taman
kanak-kanak di TK Harapan Kita, Yolanda masih sempat berada di Jakarta sampai
akhir semester 1 SD kelas satunya. Saat semester 2 dimulai, ia sudah pindah ke
Pandaan, kampung halaman ibunya.
Sekolah tempat
Yolanda menghabiskan masa SD-nya yaitu SDN Plintahan 1 Pandaan. Ketika pindah
ke Pandaan, gadis yang suka memakai sandal ini pun merasakan suasana yang
tentunya berbeda pula dengan yang ia temukan di Bali maupun di Jakarta.
Menurutnya, suasana di Pandaan lebih sunyi, tenang, dan sepi. Hal itu
dikarenakan lokasi rumahnya yang dekat dengan sawah, dan bisa melihat
pegunungan dari tempat tinggalnya.
Growing Up
Setelah
menyelesaikan masa SMP di SMPN 2 Pandaan, gadis yang lebih suka menggunakan kaos sebagai outfit sehari-harinya ini melanjutkan bersekolah di
SMKN 1 Purwosari jurusan Teknik Komputer Jaringan. Ia mengaku tidak begitu menyukai pelajaran
matematika. Sedangkan di jurusan yang ia ambil, ia akan menemukan banyak sekali
pelajaran hitung-hitungan seperti fisika dan bilangan biner karena di sana ia
mempelajari jaringan internet dan pemrograman.
Setelah
lulus, Yolanda memilih Institut Teknologi Kreatif Bina Nusantara Malang sebagai
tempatnya berkuliah. Namun kali ini jurusannya bisa dikatakan sangat berbeda
dengan jurusan yang ia tekuni sebelumnya saat SMK karena merasa bosan dengan dunia IT. Jurusan tersebut adalah Ilmu Komunikasi. Ia
pun memiliki beberapa alasan tersendiri tentang pilihannya tersebut.
Alasan
pertama adalah karena merasa sudah lelah dengan jurusan pemrograman yang banyak
menggunakan hitungan. Sebaliknya, di Ilmu Komunikasi, gadis penggemar warna
hitam ini ingin menekuni cara berkomunikasi yang baik dan benar. Ia merasa
perlu memperbaiki cara berkomunikasinya. Selain itu, Yolanda juga sangat
tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan media dan dunia entertain. Maka dari itu jurusan ini
dirasa paling pas untuk ditekuni.
The Hobbies
Saat
diminta untuk menyebutkan hobinya, gadis yang sering menggunakan celana ini
tidak hanya menyebutkan satu, melainkan empat sekaligus! Ia mengaku banyak hal
yang ia sukai dalam hidupnya. Hobi-hobinya tersebut pun ada yang terbilang lucu
jika diketahui, namun ada pula yang mempengaruhi cita-citanya kelak.
Hobinya
yang pertama adalah mendengarkan lagu. Lagu-lagu beraliran musik EDM adalah genre yang paling ia sukai. Yolanda pun
mengaku sangat suka dengan lagu-lagu karya Dipha Barus dan grup DJ Major Lazer.
Menurutnya, saat mendengarkan lagu-lagu EDM, aliran lagunya itu seakan merasuk
pada tubuhnya. Saking nikmatnya, kaki dan kepalanya kadang juga ikut bergoyang
mengikuti alunan musiknya.
Selanjutnya,
Yolanda mengaku doyan makan. Seperti kebanyakaan orang Indonesia, Yolanda pun
juga penggemar makanan pedas. Hobi makan dan ngemil ini pun sudah bisa terlihat saat di dalam kelas. Gadis
pecinta makanan asli Indonesia ini selalu menyediakan cemilan untuk dimakan
selama kelas berlangsung. Namun, ada salah satu buah yang paling tidak
disukainya. Durian. Walaupun keluarganya adalah pecinta durian, tetapi Yolanda
sangat tidak menyukai si raja buah ini. Ia mengaku sudah pernah mencobanya,
namun tetap tidak suka karena baunya yang dianggap annoying.
Selain
kedua hobi itu, ada lagi hobi Yolanda yang sangat lucu jika diketahui lebih
lanjut. Hobi tersebut adalah berenang. Meski termasuk dalam salah satu dari
keempat hobinya, ternyata gadis yang suka dengan angka 7 ini mengaku tidak bisa
berenang! Namun, olahraga air yang satu ini dimasukkan dalam daftar hobinya
karena ia merasa selalu tertarik untuk mempelajarinya. Sudah diajari berenang
sejak kecil oleh sang ayah, Yolanda mengaku belum kunjung bisa menguasainya. Ia
pun tertarik untuk terus belajar karena ia ingin sekali melakukan olahraga diving.
Terakhir,
adalah hobi yang bisa dibilang paling berpengaruh terhadap kehidupan Yolanda
dan cita-citanya. Yaitu menonton film! Hobi menonton ini pun tidak seperti
sebagian orang yang hanya menjadi sekadar hobi saja. Bagi gadis yang
bercita-cita ingin pergi ke UK ini, menonton satu judul film setiap harinya
adalah suatu hal yang wajib. Film tersebut pun datang dari berbagai negara
seperti Jepang, Thailand, Taiwan, Perancis, juga film-film Holywood. Genre-nya pun bermacam-macam seperti comedy, romance, juga fantasy.
Untuk film ber-genre fantasy; Harry Potter, Fantastic
Beasts, Charlie and the Chocolate
Factory, The Last Airbender, dan live action Disney adalah judul-judul
film yang sangat disukainya. Namun baginya, film ber-genre romantic-comedy
selalu menjadi pilihan utama. Genre
seperti inipun banyak ditemukan di film-film Thailand seperti May Who?, Hello Stranger, dan ATM Error.
Selain genre-genre yang digemari, ada
pula salah satu genre film yang tidak
begitu disukainya. Yaitu film ber-genre
science-fiction. Baginya, menonton
film ber-genre ini menuntut para
penonton berpikir keras karena bobot filmnya yang berat.
Bukan hanya
menyukai filmnya saja. Namun gadis berambut pendek ini juga mengidolakan aktor
dan aktris Holywood. Mereka adalah Channing Tatum dan Emma Watson. Yolanda
mulai mengidolakan aktor kelahiran Amerika itu saat menonton filmnya yang
berjudul The Vow. Menurutnya,
Channing Tatum adalah salah satu contoh dari cowok masculine. Sedangkan ia mulai mengidolakan Emma Watson sejak
melihat perannya di film Harry Potter.
Emma selalu tampil brilliant dan
cantik luar-dalam.
Her Goal
Hobi
menonton yang masih ia tekuni sampai sekarang ini sebenarnya sudah dibiasakan
sejak kecil. Ayah Yolanda juga suka menonton film. Ayahnya adalah spesialis
film-film adventure seperti Anaconda, Snakes on a Plane, dan Jurassic
Park. Karena tertarik dengan hobi sang ayah, gadis yang ingin sekali melakukan
olahraga diving di Raja Ampat ini pun
acap kali ikut menonton bersamanya. Lama-kelamaan, ia mulai tertarik dengan
dunia film. Ketertarikannya itulah yang menuntunnya untuk bermimpi menjadi
seorang film-maker.
Demi
belajar menjadi seorang film-maker
handal, Yolanda pun tergabung dalam UKM Cinematography
di perguruan tingginya saat ini. Ia ingin terus belajar sampai bisa membuat
film sendiri nantinya. Yolanda yang ingin menguasai bahasa Thailand ini juga
mengidolakan dua orang film-maker
asal Thailand yaitu Chayanop Boonprakob yang menyutradarai film May Who? dan Suckseed, juga Banjong Pisanthanakun yang menyutradarai film Hello Stranger, Pee Mak, dan One Day.
Karena
kedua sutradara yang ia idolakan semuanya berasal dari Negeri Gajah Putih,
gadis yang sering menghabiskan waktu weekend-nya
dengan bermain badminton bersama ayah dan adiknya ini pun menjadikan studi S2
di negara tersebut dan mengambil jurusan Film sebagai salah satu impian dalam
hidupnya. Ia pun berharap dapat belajar langsung tentang cara membuat film yang
menarik oleh sang maestro.
“Make it happen. Shock everyone!”
Comments
Post a Comment